Mesin yang sudah tidak digunakan
Imam Jati Pratama
BDP XI-1
Mesin rotari mengadalkan bahan bakar sebagai pembakaran untuk memutar rotor segitiga di sekitar poros utama. Mesin jenis ini dinilai lebih stabil dan sangat halus dibanding dengan jenis lubang silinder. Penemu mesin ini adalah DR. Felix Wankel, ia menemukan salah satu jenis mesin rotari yang paling populer. Mesin ini dipilih oleh Mazda sebagai dapur pacu mobil - mobil produksinya yang terkenal kuat dan tangguh.Saat ini memang mesin wankel sudah jarang digunakan oleh mobil -mobil
keluaran baru, jika pun ada mungkin dari merek Mazda saja. Salah satu penyebab
jarangnya gigunakan mesin wankel adalah kadar racun pada gas buangnya yang buruk.
Ini karena metode pelumasan pada bagian poros engkolnya pada ruang pembakaran
masih menggunakan model semprot, layaknya mesin 2 Tak. Namun beberapa kabar
menyebutkan bahwa Mazda tidak tinggal diam dengan kekurangan ini dan masih
terus memperbaiki kelemahan mesin Wankel agar bisa digunakan kembali pada masa
yang akan datang.
Cara kerja
mesin Wankel.
1. Intake Manifold berfungsi sebagai saluran masuk campuran udara dan bahan bakar.
2. Exhaust Manifold berfungsi sebagai saluran pembuangan sisa - sisa pembakaran yang terjadi pada ruang bakar.
3. Rumah rotor
berfungsi sebagai rumah berputarnya
rotor.
4. Chambers berfungsi sebagai ruang terjadi
proses kerja pada setiap langkah
5. Pinion gir
berfungsi sebagai tempat berputarnya gir akhir.
6. Rotor
berungsi menghisap campuran bahan bakar, memberi tekanan dan membuang sisa-sisa
gas pembakaran serta menyalurkan tenaga ke poros engkol.
7. Crown gear
berfungsi meneruskan tenaga putar dari rotor ke crankshaft.
8. Crankshaft
berfungsi menerima putaran tenaga dari rotor yang diteruskan ke kopling.
9. Busi berfungsi membakar campuran udara dan bahan bakar yang telah memiliki tekanan atau kompresi.
Salah satu kendala yang dihadapi mesin wankel adalah masalah kadar
emisi yang cukup tinggi, efisiensi penggunaan bahan bakar, masalah proses
pembakaran yang kurang sempurna khususnya pada putaran tinggi, dan masalah seal
sekat antar ruang yang terkadang tidak berfungsi maksimal. Kadar emisi mesin
wankel terbilang cukup tinggi karena untuk pelumasan bagian Rotor mesin wankel
masih mengandalkan pelumas yang di semprotkan langsung ke ruang mesin atau ke
saluran inlet dimana pelumas ini nantinya akan bercampur dengan bensin dan akan
ikut terbakar. Hampir sama dengan pelumasan pada mesin 2Tak. salah satu alasan
mesin 2Tak mulai ditinggalkan pabrikan motor karena emisi gas buangnya tidak bisa
memenuhi standar EURO yang ditetapkan. Selain karena faktor teknologinya yang
dianggap sudah tidak bisa di tingkatkan lagi keefisiensinya sehingga tidak
memungkinkan pengembangan lebih lanjut.
Komentar
Posting Komentar